kesehatan

Senin, 15 Juli 2013

Ical bidik Mahfud dan Jokowi


Wawancara Tantowi Yahya (2)

Reporter : Arbi Sumandoyo
Jumat, 12 Juli 2013 11:54:08
Ical bidik Mahfud dan Jokowi
ical - jokowi. ©2013 Merdeka.com

Banyak nama sudah bermunculan sebagai calon presiden untuk pemilihan umum tahun depan. Namun baru Partai Hati Nurani Rakyat menetapkan secara resmi pasangan Wiranto dan Hary Tanoesoedibjo buat bertarung.

Aburizal Bakrie akrab dipanggil Ical telah 1,5 tahun dikenalkan kepada publik sebagai calon presiden dari partai berlambang beringin. Tetapi sampai saat ini, belum jelas calon pendampingnya.

"Banyak nama sudah masuk ke kotak kita, seperti Mahfud, Jokowi," kata Wakil Sekretaris Jenderal Partai Golongan Karya Tantowi Yahya. Berikut penuturannya kepada Arbi Sumandoyo dari merdeka.com di ruang kerjanya, Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat, Kamis pekan lalu.

Bila elektabilits Ical terus turun, apakah bakal ada pergantian calon?

Tidak ada. Partai itu isinya faksi-faksi, artinya pandangan. Tentu ada kader berkeinginan dengan tokoh lain, silakan saja. Akhirnya kita melihat pada mayoritas. Mayoritas hingga saat ini tetap mengajukan ARB (nama kampanye Aburizal Bakrie).

Lantas apa yang bakal dilakukan untuk menaikkan elektabilitas Ical?

Satu-satunya calon presiden bekerja lebih awal, ya Pak Ical. Lebih dari 200 kabupaten sudah dikunjungi. Jauh sebelum Pak Jokowi blusukan, Pak Ical sudah lebih dulu memulai itu. Itu sudah (berlangsung) 1,5 tahun ketika ia dinyatakan sebagai calon presiden. Sebagai ketua umum dia juga sudah jalan. Calon presiden banyak ketemu rakyat, ya ARB. Hampir seluruh Pulau Jawa sudah didatangi.

Jadi Golkar tetap mencalonkan Ical?

Tetap. Sekarang ini semua kader meratakan kaki, bagaimana caranya memenangkan pilpres. Akan sangat idel jika partai itu menang pilkada, pileg, dan pilpres. Target kita sesuai amanat munas menang 50 persen. Saat ini sudah 59 persen kemenangan kader kita di pilkada.

Memangnya dukungan buat Ical menjadi presiden kian kuat?

Ya kuat lah. Instrumen daerah sudah kita miliki. Target kita menang pemilu 30 persen. Jadi dari kursi sekarang, Golkar menargetkan 170 kursi.

Kalau tidak tercapai, Golkar akan berkoalisi dengan partai mana?

Belum tahu. Untuk calon wakil, kita hanya usulin aja ke Pak Ical. Itu dari rakyat dan kita tampung. Kita serahkan ke Pak Ical dan mau pilih mana. Tidak ada yang tidak transparan.

Kalau melihat sekarang, Ical mengerucut ke siapa?

Belum tahu. Banyak nama sudah masuk ke kotak kita, seperti Mahfud, Jokowi. Dua itu kita bisa sebutkan. Jadi semua kader menonjol dan berpotensi menjadi calon wakil presiden masuk hitungan kami. Tapi siapa nantinya ditunjuk sebagai wakil, kita serahkan ke Pak Ical.

Amanat rapimnas ketiga itu sepenuhnya Pak Ical. Ada yang menghendaki pengumumnan calon wakil presiden setelah rapimnas keempat nanti. Ada juga yang mengajukan menunggu hasil pileg, kira-kira April tahun depan. Kita lihat perolehan kita seperti apa, dua ini masih kita pikirkan. Semua nama menonjol dalam pertimbangan.

Jadi hanya diserahkan kepada Ical?

Itu keputusan rapimnas, keputusan bersama. Cawapres itu beliau yang memilih.

Jadi tidak akan berkoalisi?

Saya rasa terlalu arogan kalau kita tidak melakukan koalisi. Koalisi itu penting. Satu untuk menambah suara, dan kedua memperbesar jaringan. Koalisi merupakan keniscahyaan. Walaupun hasil pemilu membuat kami menang 30 persen, kami tetap berusaha merangkul calon dari partai lain. Yang jelas, cawapres nanti bisa mengangkat elektabilitas calon ini. Artinya cawapres bukan saja sebagai istri tapi dia juga sebagai penambah suara.

Elektabitas Mahfud dan Jokowi jauh lebih tinggi ketimbang Ical, jadi bakal digandeng?

Kita lihat apakah Jokowi diusung oleh PDIP, kan belum tahu. Jokowi belum ada pernyataan soal itu. Tapi yang jelas, ketika Pak Ical mendeklarasikan diri sebagai calon presiden, dia sanggup berkompetisi dengan siapapun.
[fas]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar