kesehatan

Selasa, 16 Juli 2013

Pendamping orang Jawa buat tutup borok Lapindo

Reporter : Arbi Sumandoyo
Senin, 15 Juli 2013 08:25:00
Pendamping orang Jawa buat tutup borok Lapindo
Calon presiden 2014 dari Partai Golkar Aburizal Bakrie. (merdeka.com/istimewa)
Lingkaran Survei Indonesia (LSI) besutan Denny JA membandingkan lima calon presiden: Aburizal Bakrie (Partai Golongan Karya), Megawati Soekarnoputeri (Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan), Prabowo Subianto (Partai Gerakan Indonesia Raya), Hatta Rajasa (Partai Amanat Nasional), dan Ani Yudhoyono (Partai Demokrat).

Hasilnya, Megawati memimpin tingkat keterpilihan 18,3 persen. Disusul Prabowo (18 persen), Aburizal (17,5 persen), Hatta (6,8 persen), dan Ani (6,5 persen). "Prabowo memimpin kekuatan poros tengah, poros di luar tiga partai besar," kata peneliti dari LSI Adjie Alfaraby saat berbincang dengan merdeka.com di kantornya, bilangan Rawamangun, Jakarta Timur, Jumat dua pekan lalu.

Adjie mengatakan berbeda dengan Pemilu 1999, Golkar di pertarungan politik tahun depan terlihat makin perkasa. Dari hasil surveinya Juni 2012, Golkar di posisi wahid dengan dukungan 20.9 persen, meninggalkan PDIP (14 persen). Jajak pendapat ini melibatkan 1.200 di semua provinsi dengan tingkat kesalahan plus minus 2.9 persen.

Meski Ical, sapaan Aburizal, di posisi ketiga, dia bisa hancur di Jawa. Karena itu, kata Alfaraby, Ical harus menggandeng figur Jawa untuk melancarkan langkahnya ke Medan Merdeka Utara.

"Partai hanya salah satu instrumen, lebih banyak pengaruh figur. Kalau di luar Jawa, yang memilih Ical 60 persen," ujarnya. Walau perkasa di luar Jawa, jumlah pemilih terbesar di di Pulau Jawa.

Selain itu, kata Alfaraby, meski nama Ical populer di Jakarta, namun calon dia akan ditinggalkan oleh pemilih menengah ke atas. Sebab, Ical kerap disebut dalam berita terkait luapan lumpur Lapindo yang terus hangat hingga saat ini.

"Dari tiga kandidat, semua bisa menguasai pemilih di kalangan bawah. Kecuali Jokowi, dia mampu merebut simpati pemilih menengah atas sampai bawah," katanya.

Wakil Sekretaris Jenderal Partai Golkar Tantowi Yahya mengatakan Golkar sudah mengkaji hal itu tiap pembekalan calon anggota legislatif. Bahkan, elektabilitas Ical di Jawa Timur, tempat lumpur Lapindo menyembur, tidak menurun. "Di Jawa Timur elektabilitas pak Ical tidak terganggu."

Dia menjelaskan kasus Lapindo menyeret Ical sebagai biang keladi secara hukum bukan kesalahan perusahaan. Luapan lumpur masih terjadi hingga kini merupakan bencana alam.
Bahkan Ical sudah mengeluarkan uang pribadi Rp 6,7 triliun untuk membeli tanah warga tertutup luapan lumpur. "Sisa pembayaran Rp 800 miliar akan dilunasi tahun ini, dia berkomitmen," tutur Tantowi.

Dia menegaskan Ical bukan pemilik saham mayoritas di PT Lapindo Berantas. Dari perusahaan konsorsium itu, hanya Ical mau menggelontorkan fulus untuk bertanggung jawab.
[fas]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar