kesehatan

Senin, 15 Juli 2013

Pencalonan Ical bukan abal-abal

Reporter : Arbi Sumandoyo
Jumat, 12 Juli 2013 07:00:00
Pencalonan Ical bukan abal-abal
Tantowi Yahya. Merdeka.com/Dwi Narwoko

Partai Golongan Karya (Golkar) mantap menetapkan Aburizal Bakrie atau Ical untuk maju dalam pemilihan presiden 2014. Setahun pencalonan dan pencitraan di dua televisi miliknya, elaktabilitas Ical masih kalah jauh dari para pesaingnya, seperti Ketua Dewan Pembina Partai Gerakan Indonesia Raya Prabowo Subianto dan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo.

"Kalupun ada nama-nama lain, kecuali ARB, karena elektabilitasnya lebih tinggi, kita beri keiistimewaan sebagai ketua umum," kata Wakil Sekretaris Jenderal Partai Golkar Tantowi Yahya.

Berikut penuturan Tantowi Yahya kepada Arbi Sumandoyo dari merdeka.com di ruang kerjanya, Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat Kamis pekan lalu.

Seperti apa pencalonan presiden di Golkar?

Mekanismenya adalah rapat pimpinan nasional karena Golkar ini partai terbuka dan tidak ditentukan oleh satu keluarga. Ini partai milik kader, maka mekanisme pengambilan keputusan kalau enggak di Munas ya di Rapimnas.

Apa alasan Golkar menetapkan Aburizal Bakrie sebagai calon presiden?

Itu berawal dari kenginan para kader disuarakan melalui Ketua DPD I dan DPD II seluruh Indonesia, agar ketua umum dicalonkan menjadi presiden. Suara ini tidak langsung didengar, diendapkan dulu, dilihat dinamikanya seperti apa, ternyata semakin hari semaki kuat keinginan itu.

Kita tidak mau partai kita ditumpangi orang lain unruk menjadi presiden. Kita punya calon presiden jejak rekamnya bagus, orang pinter, berpengalaman di pemerintahan, berpengalaman di bisnis, tokoh politik. Kenapa kita tidak mencalonkan sendiri daripada ditumpangi orang lain. Kecuali kita punya ketua umum tidak mempunyai memenuhi syarat.

Pak ARB (Aburizal Bakrie) tidak pernah terindikasi korupsi, catatan kriminal, perbuatan-perbuatan melawan moral, jadi bersih. Dengan kondisi seperti itu pun ARB tidak serta merta menerima pinangan tersebut. Baru dalam Rapimnas ketiga di Bogor, ARB menerima itu dan langsung dideklaraikan beliau sebagai calon presiden dari Partai Golkar.

Ini mekanisme suara dari bawah menghendaki beliau menjadi calon presiden. Itu sama saja seperti konvensi, jadi bukan abal-abal. Memang waktu itu tidak ada nama lain kecuali ARB. Ya kalupun ada nama-nama lain kecuali ARB, karena elektabilitasnya lebih tinggi, yang kita beri keiistimewaan ketua umum.

Hampir satu tahun Golkar memuncukan Ical sebagai calon presiden, tapi survei menunjukkan elektabilitasnya belum memuaskan?

Pak Ical memang belum sampai pada posisi teratas, tapi tetap tiga besar dan elektabilitasnya terus naik. Jadi tergantung siapa mensurvei dan untuk kepentingan apa. Kita punya lembaga survei kredibel, LSI Denny JA. Masih banyak pekerjaan rumah harus kita kerjakan untuk menaikan elektabilitas beliau. Itu tugas dari kader, bagaimana mensosialisasikan beliau. Nanti akan berujung pada peningkatan elektabilitas beliau menjadi nomor satu.

Akbar Tandjung menilai elektabilitas Ical terus turun, apa ada evaluasi?

Evaluasi itu harus disepakati dulu dalam suatu forum di rapimnas. Dalam rapimnas kemarin tidak ada untuk mengevaluasi pak Ical.

Tapi Akbar Tandjung pernah melontarkan itu?

Dilontarkan harus di ruang resmi dong, itu tidak akan menjadi keputusan partai kalau dilontarkan di luar rapimnas.

Apakah Golkar tidak melihat faktor Lapindo sebelum mencalonkan Ical?

Kita sudah melakukan kajian kita presentasikan dalam pembekalan bagi para caleg (calon anggota legislatif), terakhir kemarin di Bali. Bahkan di Jawa Timur, elektabilitas tidak terganggu. Secara hukum, kasus Lapindo bukan kesalahan Lapindo, tapi itu adalah bencana alam, itu ada dasar hukumnya.

Berarti itu menjadi beban negara. Dengan kondisi seperti itupun, keluaga Bakrie bertanggung jawab. Mereka sudah mengeluarkan Rp 6,7 triliun. Karena ini bukan tanggung jawab ganti rugi, mereka membeli. Lihat juga dong stoknya seperti apa, hari ini masih terisisa Rp 800 miliar. Dan sudah ada komitmen tahun ini akan dilunasi. Keluarga Bakrie itu bukan pemilik saham terbesar. Dengan posisi seperti itu, dia membeli tanah rakyat dan tidak lari.

Berapa saham Ical di Lapindo Berantas?

Saya lupa, tapi bukan milik. Ada beberapa perusahaan, itu seperti konsorsium. Keluarga Bakrie itu bukan pemilik saham mayoritas. Keluarga Pak Ical sendiri bertanggung jawab, yang lain tidak ada.

Biodata

Nama:
Tantowi Yahya

Tempat dan Tanggal Lahir:
Palembang (Sumatera Selatan), 29 Oktober 1960

Pendidikan:
Diploma National Hotel and Tourism Institute, Bandung, 1982-1983

Pekerjaan:
Anggota DPR (2009-2014)
Wakil Sekretaris Jenderal DPP Partai Golkar
Wakil Ketua Umum Angkatan Muda Partai Golkar, 2010-sekarang
Kabid Kebudayaan dan Pariwisata SOKSI, 2010-sekarang
Anggota Kamar Dagang dan Industri Indonesia
Dewan Penasihat Asosiasi Persahabatan Indonesia-Amerika
[fas]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar